Sabtu, 19 Desember 2009


TEMPO Interaktif, Timika - Jenazah Kelly Kwalik, rencananya akan dimakamkan dekat Bandara Mosez Kilangin Timika. Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Mimika, Karel Gwijangge, Jumat (18/12) malam, mengatakan semula keluarga duka di Timika tidak serta merta mau menerima keputusan kesepakatan antara anggota DPRD Mimika, tokoh adat dan polisi.

“Jenazah dari kepolisian akan diterima oleh unsur pimpinan MRP, Dewan Adat Papua dan Presidium, Yahamak, dan Lemasa yang akan menerima jenazah. Kami yang ada di sini (Timika) itu keluarga duka. Seluruh warga Papua yang ada di Timika itu keluarga duka,” kata Karel.

Karena itu pimpinan Majelis Rakyat Papua (MRP), Presidium Papua akan menyerahkan jenazah pada keluarga duka. Direncanakan pada Sabtu (19/12) pagi. “Sudah disepakati, rumah duka adalah Gedung DPRD Mimika. Sampai dengan nanti pemakaman. Disemayamkan di halaman DPRD Mimika,” kata Karel.

Menurut Karel semua pihak sudah sepakat akan memakamkan jenazah Kelly Kwalik di Bandara Mosez Kilangin Timika. “Tepatnya di sekitar terminal kedatangan. Itu sudah disepakati dan diterima semua pihak. Prosesi pemakaman dan kapan dimakamkan itu kami serahkan kepada panitia kecil,” kata Karel.

Hingga Jumat malam ratusan warga Papua masih menginap di halaman gedung dewan. Sebagian warga lainnya berkumpul di pinggir jalan di sekitar gedung dewan. Situasi keamanan Kota Timika kondusif dan aktivitas warga berjalan seperti biasa.

SUMBER :TempoInteraktif
.
BaCa SeLeNgKaPnYa......

Diposkan oleh JOHN WETIPO di 12/18/2009 10:50:00 AM 0 komentar Link ke posting ini

Label: PANGLIMA TPN/OPM KELLI KWALIK

KEMBALIKAN JENAZAH BAPAK KELLY KWALIK PANGLIMA TPN-OPM WILAYAH KABUPATEN MIMIKA KE TEMPAT ASALNYA TIMIKA

Berita terbunuhnya bapak Kelly Kwalik Panglima TPN-OPM wilayah Timika yang secara tiba-tiba dinyatakan kepada rakyat Papua yang ada di Timika dan Papua secara umum merasa kehilangan seorang pemimpin rakyat Papua. Meskipun belum diketahui kepastian bahwa jenazah buruan Militer Indonesia yang sudah dibawah ke Jayapura itu bahwa bapak Kelly Kwalik Pimpinan TPN-OPM, namun rakyat Papua yang ada di kabupaten Mimika merasa kehilangan dan duka yang mendalam menduduki halaman kantor DPRD kabupaten Mimika.

Ada banyak pihak yang sudah memastikan bahwa jenazah yang ditembak mati oleh Militer Indonesia adalah Kelly Kwalik, salah satunya pihak kepolisian Kapolda Papua mengatakan bahwa orang yang tertembak mati itu adalah Kelly Kwalik. Meskipun demikian keluarga duka yang terdiri dari semua komponen rakyat Papua yang sudah menduduki halaman DPRD kabupaten Mimika sejak hari kamis 16/12 hingga saat ini menunggu kedatangan jenazah kembali ke Timika untuk dipastikan oleh Rakyat Papua di

kabupaten Mimika untuk berduka secara bersama.
Rakyat Papua yang tergabung dalam kelurga duka atas dibunuhnya Panglima TPN-OPM bapak Kelly Kwalik oleh Militer Indonesia yang hingga saat ini masi menunggu kedatangan jenazah untuk proses selanjutnya. Dalam orasi-orasinya Rakyat Papua menyatakan bahwa Rakyat Papua selalu di incar dengan makar yang menghilangkan nyawa orang Papua dengan militerisme. Mengapa rakyat Papua terus menerus dibunuh oleh kekejaman NKRI diatas tanah Papua ini. Rakyat Papua yakin bahwa pembunuhan Kelly Kwalik adalah suatu cara untuk menghilangkan orang Papua dengan brutal yang harus diancam dengan Kemerdekaan. Jika orang Papua dibunuh secara tidak manusiawi oleh pihak Indonesia maka akan menimbulkan semangant baru untuk memperjuangkan kemerdekaan Papua yang seutuhnya. Salah satu tokoh masyarakat mengatakan mengapa Rakyat Papua selalu dibunuh dengan tidak wajar, rakyat Papua bukan binatang buruan, bukan hewan kurban, Mereka adalah ciptaan tuhan yang sama martabatnya dengan manusia lainnya.

Kejadian yang aneh ini membuat rakyat Papua yang berada di kabupaten Mimika berdukacita yang mendalam. Massa yang tergabung dalam Kelurga Duka berkumpul di halaman DPRD Kabupaten Mimika. Mereka berkumpul dengan mengatakan duka yang mendalam atas terbunuhnya Panglima TPN-OPM. Massa yang menduduki halaman DPRD Kabupaten Mimika menuntut agar jenazah Kelly Kwalik harus dikembalikan ke Timika. Mereka menyatakan bahwa aksi-aksi untuk memulangkan jenazah Bapak Kelly Kwalik akan dilancarakan dan akan memduduki halaman kantor DPRD sampai Jenazah bapak Kelly Kwalik tiba di halaman DPRD Timika. Di depan kantor DPRD itu juga massa yang hadir dalam perkabungan mementuk TIM duka yang akan mengorganisir massa untuk proses selanjutnya.

Semua elemen rakyat Papua yang tergabung dalam Kelurga Duka yang sedang mendiami halaman kantor DPRD kabupaten Mimika baik dari tokoh masyarakat, LSM, Mahasiswa, Pemuda dan semua rakyat Papua. Dengan demikian rakyat Papua yang telah tergabung ini akan duduki halaman kantor DPRD kabupaten Mimika sampai Jenazah Kelly Kwalik di pulangkan ke tanah asalnya Mimika. Rakyat Papua yang sedang berduka cita dihalaman DPRD Mimika atas terbunuhnya bapak Kelly Kwalik oleh pihak Militer Indonesia menayatakan bahwa pembicaraan mengenai pembunuhan ini akan di lanjutkan dengan pihak-pihak yang terkait ketika jenazah tiba di Timika.

SUMBER :Dari lapangan timika papua.
.
BaCa SeLeNgKaPnYa......

Diposkan oleh JOHN WETIPO di 12/18/2009 01:31:00 AM 0 komentar Link ke posting ini

Label: Kellik kwalik

Kamis, 17 Desember 2009
MENGECAM PENEMBAKAN WARGA SIPIL DI TIMIKA TUTUP PT. FREEPORT SEKARANG JUGA.



DEWAN PRESIDIUM PUSAT
LIGA PERJUANGAN NASIONAL RAKYAT PAPUA BARAT
( DPP LPNR – PB )
Email: dpp.lpnrp@gmail.com, dpplpnrpb@ymail.com
===============================
SIARAN PERS
DPP/XII/2009/LPNR-PB

MENGECAM PENEMBAKAN WARGA SIPIL DI TIMIKA
TUTUP PT. FREEPORT SEKARANG JUGA.

Salam Kedaulatan!

Liga Perjuangan Nasional Rakyat Papua Barat mengecam penembakan terhadap Tokoh Papua Kelly Kwalik bersama tujuh warga Papua lainnya di Timika Papua. Insiden penggrebekan yang menewaskan delapan warga Papua ditengah upaya berbagai pihak untuk menuntut pengusutan kasus terror di areal PT. Freeport yang berlangsung enam bulan tanpa solusi martabat yang dihasilkan.

LPNR PB juga memastikan bahwa Tuan Kelly Kwalik benar tewas tertembak dalam penggrebekan tersebut. Insiden tersebut terjadi pada pukul tiga dinihari 16 Desember 2009 di Gorong-gorong dua Kabupaten Mimika Papua. Dari delapan warga yang digrebek, dua orang berhasil lolos, enam diantaranya tewas tertembak. Korban adalah Kelly Kwalik,

Pereni Kwalik, Noni Dikin dan Agusta Wandik. Densus 88 Polri dalam penggrebekan tersebut menggunakan dua buah mobil Polisi dan tujuh kendaraan milik PT. Freeport Indonesia.

Tragedi kemanusiaan sejak kehadiran PT. Freeport Indonesia di Mimika punya sumbangsih bagi praktik berbagai peristiwa kemanusiaan yang terjadi. Pemerintah Indonesia seakan tak berbuat apa-apa dalam menangani masalah di Freeport dan Papua seluruhnya. Kasus operasi militer di areal PT. FI bukan hal baru, bahwa semuanya dilakukan demi pengamanan asset Negara dengan menguburkan prinsip kemanusiaan dan keadilan bagi warga Papua. Itulah realitas yang terjadi semenjak kasus-kasus kemanusian di areal Freeport. Kasus penembakan di tahun 2001 silam pun berakhir dengan penjara tujuh warga Papua dan menewaskan Anthonius Wamang, sampai peristiwa sekarang sama saja, bahwa investigasi kasus terror di Freeport dan tuntutan warga Papua mrnutup PT. FI dijawab oleh Negara Indonesia dengan pembunuhan nyawa warga Papua.

Freeport sebagai tangan tak kelihatan harus bertanggungjawab atas insiden ini. LPNR PB menduga, dukungan dana 8,1 juta USD kepada militer Indonesia adalah bukti dukungan dana bagi operasi anti kemanusiaan yang berakhir dengan menewaskan enam warga Mimika. Pemerintah Indonesia segera membentuk suatu Peraturan Perundang-undangan ( PERPU ) untuk menutup PT. Freeport di Papua guna perbaikan kontrak dan pemulihan entitas demokrasi orang Papua. PERPU harus memihak pada restorasi ekologi dan kedaulatan ekonomi nasional. Desakan penerbitan perpu juga harus di keluarkan Negara untuk mencegah timbulanya protes warga sipil semenjak tewasnya warga Papua dimaksud.

Demikian Siaran pers ini kami berikan, semoga semangat kita adalah kedaulatan dapat terpatri.

Jakarta, 16 Desember 2009

DPP LPNR PB

Arkilaus Arnesius Baho
Ketua Umum


Jhon Wetipo
Sekjend


Engelberth Marien
DEPLU
.

Rabu, 16 Desember 2009

Marchisa Elege

Jangan sekalipun takut sama bangsa indonesia, maju untuk menyelamatkan Umat Tuhan.

Marchisa Elege: Marchisa Elege


Saya Seorang Bangsa Papua Sangat Kecewa Terhadap pihak militer yang ada di Tanah Perjanjian, Dimana kami Selalu dihantui pembunuhan diman-man, kali giliran sala seoarang warga papua yang tidak berdosa dibunuh di tanahnya sendiri, diman keadilan bagi bangsa Papua,kejadian yang terjadi di timika ada pembunuhan terhadap warga sipil MILITER NKRI mengagap Kelik Kwali, terna bukan. Yang perlu ditetahui Negara yang tidak Punya moral Seperti NKRI tolong Muka mata jangan selalu cium tanah.Nama OPM/TPN. kelik kwuali, matias bukan nama individual tetapi yang ingin melepaskan diri dari NKRI yaitu Orang yang ada di Tanah Kulit Hitap hatinya cuci. jangan sekali-kali asal main tembak Tolong Bangsa yang tdk punya moral NKRI.

Jumat, 13 November 2009

Marchisa Elege

Marchisa Elege
Hidup dalam penderitaan namun,semua apa dilakukan gerenerasi mudah papua akan tercapai
Setiap Kegiatan Gerilyawan di West Papua bukan Kegiatan OPM, tetapi Kegiatan Tentara Revolusi West Papua

ReplyPesan KhususOktober 28th, 2009adminPrint This Post Print This Post

Disampaikan kepada seluruh masyarakat Papua di manapun Anda berada, bahwa kita sebagai sebuah bangsa yang bermartabat dan tahu diri tentang jaditiri kita dan jatidiri perjuangan serta organisasi perjuangan kita, kita tahu persis bahwa OPM (Organisasi Papua Merdeka) bukanlah sebuah organisasi militer atau angkatan bersenjata yang melakukan perlawan terhadap penjajah NKRI dengan cara mengangkat senjata. Sama sekali tidak.

Oleh karena itu, cap-cap, julukan dan stigmatisasi yang dilakukan oleh NKRI selama lebih dari 40 tahun terakhir, bahwa OPM adalah kelompok bersenjata dan berbagai kegiatan militer di Tanah Air adalah kegiatan OPM merupakan kegiatan pembangunan opini yang keliru, yang dengan sengaja dilakukan NKRI secara sistematis selama hampir setengah abad lamanya, dengan tujuan tunggal: MENCAP OPM sebagai Organisasi Bersenjata, dan akhirnya dunia mencap dan menutup pintu politik/diplomasi bagi OPM sehingga tidak dapat melakukan kampanye politik dan lobi-lobi politik dalam pentas politik dunia demi memperjuangan aspirasi Papua Merdeka.

Rakyat Papua memiliki sebuah Angkatan Bersenjata yang hingga 2006 bernama TPN, dan kini telah berganti nama menjadi TRWP – Tentara Revolusi West Papua. TRWP memiliki tugas tunggal, yaitu melakukan peperangan dengan cara mengangkat senjata dan mengganggu keberadaan NKRI di Tanah Papua secara militer, dengan aksi-aksi kekerasan. Tetapi aksi-aksi TRWP saat ini bukan tanpa terukur, bukan secara sembarangan dan bukan secara sporadis, seperti era-era lalu. Kini TRWP mempersiapkan diri untuk melakukan kampanye militer secara profesional dan bermartabat, secara terbuka dan didukung oleh kampanye dan diplomasi OPM di pentas politik dunia, bukan sporadis dengan aksi-aksi terorisme seperti diskenario-kan NKRI.

Organisasi Papua Merdeka, berarti sebuah organisasi, bukan sebuah angkatan. Prinsip inilah yang harus dikenal oleh orang Papua. Sebuah organisasi bukanlah sebuah angkatan bersenjata.

Selain itu, penggabungan nama TPN dengan OPM menjadi TPN/OPM adalah upaya sistematis kolonial NKRI dalam rangka mematikan ruang gerak dan kiprah baik sayap militer maupun sayap politik, tetapi terutama sayap politik perjuangan Papua Merdeka sehingga kedua organisasi tidak memiliki ruang gerak dan kapasitas untuk memperjuangkan Papua Merdeka. Untuk meloloskan diri dari jerat itu, Panglima Tertinggi TPN/OPM telah mengambil kebijakan dengan menyelenggarakan Kongres TPN/OPM I tahun 2006 dan dalam kongres itu telah diputuskan antara lain:
1. Nama TPN menjadi Tentara Revolusi West Papua (TRWP);
2. Organisasi Papua Merdeka (OPM) secara organisasi dan struktural komando dipisahkan dari TRWP;
3. Perjuangan Papua Merdeka perlu dibenahi kembali agar kampanye militer dan politik diselenggarakan secara bermartabat dan terbuka.

Oleh karena itu, jangan terpancing oleh permainan NKRI, jangan terbawa arus oleh irama lagu lama yang mereka mainkan. Kini TRPB dan OPM sedang membangun sebuah fondasi baru, fondasi yang berakar dan bertiang kuat, sebuah fondasi yang akan membawa bangsa Papua memasuki Papua Merdeka, bukan “Papua Baru” seperti digambarkan Barnabas Suebu, Sang Ondoafi Ifale.

Papua Baru, bukan Papua Merdeka, namanya sudah lain, apalagi isinya? Papua Baru artinya Papua dan Indonesia yang rukun dan damai, tak ada perang, tak ada pemberontakan, tak ada TRWP tak ada OPM.

Organisasi Papua Merdeka adalah Organisasi Induk dari semua organisasi yang memperjuangkan kemerdekaan West Papua, entah Presidium Dewan Papua, entah Dewan Musyawarah Masyarakat Adat Koteka, entah Koalisi Nasional untuk Pembebasan Papua Barat, semuanya hanyalah anak-anak kandung dari OPM.

Kini induk organisasi sedang mempersiapkan diri untuk memperkenalkan wajah barunya. Oleh karena itu, dari Markas Pusat Pertahanan Tentara Revolusi West Papua mengundang semua pihak, baik pendukung Otonomi dan NKRI maupun pendukung Papua Merdeka, di manapun Anda berada, doakanlah supaya Organisasi Papua Merdeka kini berdiri dengan wajah, dengan pempimpin dan dengan program yang tegas dan jelas, dan dengan demikian akan membawa bangsa Papua memasuki kemerdekaannya, seperti yang telah diimpikan mereka yang sudah tiada, mereka yang masih hidup dan rela berkorban dan mereka yang akan lahir.

Setiap Kegiatan Gerilyawan di West Papua bukan Kegiatan OPM, tetapi Kegiatan Tentara Revolusi West Papua

ReplyPesan KhususOktober 28th, 2009adminPrint This Post Print This Post

Disampaikan kepada seluruh masyarakat Papua di manapun Anda berada, bahwa kita sebagai sebuah bangsa yang bermartabat dan tahu diri tentang jaditiri kita dan jatidiri perjuangan serta organisasi perjuangan kita, kita tahu persis bahwa OPM (Organisasi Papua Merdeka) bukanlah sebuah organisasi militer atau angkatan bersenjata yang melakukan perlawan terhadap penjajah NKRI dengan cara mengangkat senjata. Sama sekali tidak.

Oleh karena itu, cap-cap, julukan dan stigmatisasi yang dilakukan oleh NKRI selama lebih dari 40 tahun terakhir, bahwa OPM adalah kelompok bersenjata dan berbagai kegiatan militer di Tanah Air adalah kegiatan OPM merupakan kegiatan pembangunan opini yang keliru, yang dengan sengaja dilakukan NKRI secara sistematis selama hampir setengah abad lamanya, dengan tujuan tunggal: MENCAP OPM sebagai Organisasi Bersenjata, dan akhirnya dunia mencap dan menutup pintu politik/diplomasi bagi OPM sehingga tidak dapat melakukan kampanye politik dan lobi-lobi politik dalam pentas politik dunia demi memperjuangan aspirasi Papua Merdeka.

Rakyat Papua memiliki sebuah Angkatan Bersenjata yang hingga 2006 bernama TPN, dan kini telah berganti nama menjadi TRWP – Tentara Revolusi West Papua. TRWP memiliki tugas tunggal, yaitu melakukan peperangan dengan cara mengangkat senjata dan mengganggu keberadaan NKRI di Tanah Papua secara militer, dengan aksi-aksi kekerasan. Tetapi aksi-aksi TRWP saat ini bukan tanpa terukur, bukan secara sembarangan dan bukan secara sporadis, seperti era-era lalu. Kini TRWP mempersiapkan diri untuk melakukan kampanye militer secara profesional dan bermartabat, secara terbuka dan didukung oleh kampanye dan diplomasi OPM di pentas politik dunia, bukan sporadis dengan aksi-aksi terorisme seperti diskenario-kan NKRI.

Organisasi Papua Merdeka, berarti sebuah organisasi, bukan sebuah angkatan. Prinsip inilah yang harus dikenal oleh orang Papua. Sebuah organisasi bukanlah sebuah angkatan bersenjata.

Selain itu, penggabungan nama TPN dengan OPM menjadi TPN/OPM adalah upaya sistematis kolonial NKRI dalam rangka mematikan ruang gerak dan kiprah baik sayap militer maupun sayap politik, tetapi terutama sayap politik perjuangan Papua Merdeka sehingga kedua organisasi tidak memiliki ruang gerak dan kapasitas untuk memperjuangkan Papua Merdeka. Untuk meloloskan diri dari jerat itu, Panglima Tertinggi TPN/OPM telah mengambil kebijakan dengan menyelenggarakan Kongres TPN/OPM I tahun 2006 dan dalam kongres itu telah diputuskan antara lain:
1. Nama TPN menjadi Tentara Revolusi West Papua (TRWP);
2. Organisasi Papua Merdeka (OPM) secara organisasi dan struktural komando dipisahkan dari TRWP;
3. Perjuangan Papua Merdeka perlu dibenahi kembali agar kampanye militer dan politik diselenggarakan secara bermartabat dan terbuka.

Oleh karena itu, jangan terpancing oleh permainan NKRI, jangan terbawa arus oleh irama lagu lama yang mereka mainkan. Kini TRPB dan OPM sedang membangun sebuah fondasi baru, fondasi yang berakar dan bertiang kuat, sebuah fondasi yang akan membawa bangsa Papua memasuki Papua Merdeka, bukan “Papua Baru” seperti digambarkan Barnabas Suebu, Sang Ondoafi Ifale.

Papua Baru, bukan Papua Merdeka, namanya sudah lain, apalagi isinya? Papua Baru artinya Papua dan Indonesia yang rukun dan damai, tak ada perang, tak ada pemberontakan, tak ada TRWP tak ada OPM.

Organisasi Papua Merdeka adalah Organisasi Induk dari semua organisasi yang memperjuangkan kemerdekaan West Papua, entah Presidium Dewan Papua, entah Dewan Musyawarah Masyarakat Adat Koteka, entah Koalisi Nasional untuk Pembebasan Papua Barat, semuanya hanyalah anak-anak kandung dari OPM.

Kini induk organisasi sedang mempersiapkan diri untuk memperkenalkan wajah barunya. Oleh karena itu, dari Markas Pusat Pertahanan Tentara Revolusi West Papua mengundang semua pihak, baik pendukung Otonomi dan NKRI maupun pendukung Papua Merdeka, di manapun Anda berada, doakanlah supaya Organisasi Papua Merdeka kini berdiri dengan wajah, dengan pempimpin dan dengan program yang tegas dan jelas, dan dengan demikian akan membawa bangsa Papua memasuki kemerdekaannya, seperti yang telah diimpikan mereka yang sudah tiada, mereka yang masih hidup dan rela berkorban dan mereka yang akan lahir.